Empati Penginapan Ciwidey
Empati Penginapan ciwidey empati dengan kejadian-kejadian yang terjadi di Jakarta sekitarnya dan daerah-daerah lain seperti kota Manado. Saat ini Saudara-saudara kita sedang dilanda bencana banjir disebabkan beberapa hal yang tidak kita tangani dengan baik. Seperti digunakannya lahan resapan air di jadikan lahan pemukiman atau gedung-gedung perkantoran, hal ini salah satu pemicu terjadinya banjir tidak dapat terkendali.
Empati Penginapan Ciwidey
Hal ini juga menyebabkan kami sebagai warga di daerah Ciwidey mendoakan agar bencana ini dapat di hadapi dengan tabah, pengunjung ke objek wisata berkurang disebabkan Saudara-saudari kami yang berada di Jakarta dan sekitarnya sedang terkena bencana banjir ini. Kami admin penginapan ciwidey juga menghimbau agar warga bandung dan sekitarnya dapat memberikan sumbangan kepada Saudara kita di Jakarta. Seperti berita-berita di bawah ini tentang banjir yang melanda Jakarta ;
Empati Penginapan Ciwidey
Kali Ciliwung Kembali Memakan Korban, 3 Tewas
Oleh Ahmad RomadoniPosted: 22/01/2014 20:12
Liputan6.com, Jakarta : Kali Ciliwung kembali memakan korban. Kali terpanjang di Jakarta itu kini melahap 3 orang.
Petugas Rescue Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, Baidullah mengatakan, 3 warga yang hanyut terbawa arus Kali Ciliwung yang mengalir di samping RSCM itu tercebur di dua lokasi berbeda.”2 Orang di Jalan Talang, 1 orang di Jalan Raden Saleh,” kata Baidillah saat ditemui di lokasi, Rabu (22/1/2014).Berdasarkan informasi yang didapatkan, 2 orang korban yang hanyut di Jalan Talang merupakan remaja. Satu berusia 19 tahun dan satu lagi berusia 21 tahun. Sedangkan, satu orang lagi jatuh di Jalan Raden Saleh.”Kami belum tahu korban jatuh jam berapa. Kami dapat informasi sekitar pukul 17.30 WIB,” lanjutnya.Saat ini proses pencarian masih dilakukan. 3 Tim dari Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat dan 1 Tim SAR diterjunkan untuk melakukan pencarian. “Sampai sekarang masih dicari,” tandasnya. (Ali/Yus)BMKG: Banjir Jakarta 2014 Bukan Karena Curah Hujan
Jum’at, 17 Januari 2014 | 04:59 WIB
TEMPO.CO , Jakarta – Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Achmad Zukri mengatakan, penyebab banjir di Jakarta tahun ini bukan karena faktor alam. Sebab, curah hujan di kawasan Ibu Kota pada 2014 lebih rendah dibanding 2013 ketika terjadi banjir lebih besar.
“Curah hujan, bahkan lebih spesifik lagi puncak hujan, tidak terkait langsung dengan banjir,” kata Achmad, kepada Tempo, Kamis 16 Januari 2014. “Ini berarti infrastruktur dan masalah lingkungannya yang harus dilihat.”
Sebab, distribusi hujan tahun ini berkebalikan dengan tahun lalu. Tahun 2013, distribusi hujannya lebih banyak di Jakarta, sementara daerah penyangganya lebih kecil. Sedangkan tahun 2014, distribusi hujannya tidak seluruhnya Jakarta, hanya Jakarta Barat, Timur, Selatan.
Terlebih, alasan kedua, hujan yang turun awal tahun ini tidak selebat 2013. Hujan sudah dicicil sejak malam tahun baru. Sedangkan tahun lalu, hujan terjadi sekaligus selama beberapa hari berturut-turut dengan intensitas lebat. “Dulu 1-2 minggu sebelum hujan, kering. Sekalinya jatuh, ‘balas dendam.'”
Achmad membandingkan pantauan curah hujan oleh BMKG dari 18 titik tahun lalu dengan tahun ini pada hari banjir terparah. Titik pantauan yang menunjukkan penurunan adalah Tanjung Priok, Kemayoran, Pakubuwono, Halim Perdana Kusuma, Cengkareng, Kedoya, Pasar Minggu, Lebak Bulus.
Di luar Ibu Kota, titik pantauan Gunung Mas dan Citeko yang mencakup pantauan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat sebagai penyumbang banjir, curah hujan menurun. Di Gunung Mas turun dari 76 dan 118,5 milimeter per hari pada 16 dan 17 Januari 2013 menjadi 25 milimeter per hari pada 11 dan 12 Januari 2014.
Sedangkan, wilayah tetangga Jakarta yang curah hujannya meningkat adalah Depok, Dramaga, dan Citeko. Curah hujan di Depok naik dari 63,5 dan 64,5 menjadi 65 dan 147 milimeter per hari pada 11 dan 12 Januari 2014. Di Dramaga, naik tajam dari 26 dan 27 menjadi 85 dan 102 milimeter per hari.
Menurut Achmad, perubahan wilayah konsentrasi curah hujan ini terjadi secara alami sesuai pertemuan massa udara yang membawa uap air. “Lalu tergantung anginnya mempertemukan (uap air) di mana.”
0 Komentar